Cisco
GSM
CDMA
Career
Web Akatel
Penulis

Teknologi Telekomunikasi Selular Generasi 3 (3G)

Pertarungan CDMA versus UMTS

oleh : Aswan Hamonangan

Boleh jadi tahun 2006 merupakan awal dari bakal digelarnya teknologi telekomunikasi selular 3G di Indonesia. Seperti yang diketahui, disamping 2 operator baru memperoleh kapling frekuensi 3G, ada 3 operator besar pemain lama yang juga mendapatkan masing-masin 1 kanal frekuensi 3G sebesar 5Mhz melalui lelang yang diselenggarakan pemerintah awal tahun 2006. Selama ini kita sudah mengenal teknologi generasi ke-2 yang disebut 2G serta pengembangannya menjadi 2.5G. Teknologi 2G adalah teknologi selular digital yang memberikan layanan komunikasi suara dan transfer data yang terbatas. Sementara itu dengan 2.5G transfer data kecepatan lebih tinggi sudah dapat dilakukan, misalnya koneksi ke internet. Teknologi 3G memungkinkan dilakukannya percakapan suara (voice), data dan gambar (video). Ada dua sistem yang saat ini yang sedang memperebutkan pasar seluler 3G yaitu UMTS dan CDMA. Keduanya sama-sama mengacu pada standad 3GPP.


Evolusi CDMA

Beberapa tahun belakangan ini terjadi perdebatan di dunia per-telekomunikasi-an sejak kehadiran teknologi CDMA sebagai solusi tandingan dari teknologi GSM. Walaupun saat ini perangkat CDMA yang digelar di tanah air baru berupa CDMA-2000-1x, namun gaung yang terdengar di masyarakat bahwa CDMA adalah 3G. Hal ini bukan tanpa sebab, karena masyarakat selama ini sudah akrab dengan telepon genggam GSM/GPRS yang notabene adalah 2G/2.5G. Sehingga cukup beralasan jika teknologi CDMA yang muncul belakangan di anggap sebagai 3G. Pelaku bisnis CDMA termasuk operator dan pabrik pembuat juga gencar melakukan promosi 3G yang sah-sah saja untuk merebut pasar telepon seluler yang ramai ini.


Menurut hemat penulis, CDMA 2000 1x masih merupakan teknologi alternatif dari GSM dan GPRS yang dikenal dengan teknologi 2G/2.5G. Untuk menuju ke era 3G, teknologi CDMA-1x mesti berevolusi menjadi CDMA EV-DO dan CDMA EV-DV (lihat grafik berikut ini). Awalnya dikenalkan teknologi CDMA one yang banyak dimanfaatkan sebagai 'fix wireless'. Kemudian seiring dengan perkembangan pasar seluler yang menggiurkan namun di sisi lain ada keterbatasan bandwith GSM, maka dikenalkanlah ke masyarakat telepon selular berbasis CDMA 2000 1x. Operator-operator selular baru muncul di Indonesia mengusung teknologi ini yang promosinya mulai gencar satu tahun belakangan sejak tahun 2004 dengan tarifnya sangat bersaing. Memang pada kenyataannya secara teoritis selain untuk komunikasi suara, kecepatan data (bit-rate) CDMA 2000 1x bisa mengungguli GSM/GPRS (lihat grafik). Kecepatan ini sudah cukup misalnya untuk aplikasi video streaming.


Pada perkembangan berikutnya untuk menyediakan layanan data berkecepan tinggi, operator CDMA harus ber-investasi lagi pada platform terpisah yang dinamakan CDMA EV-DO. Sesuai dengan namanya CDMA EVDO ini khusus diperuntukan bagi layanan seluler data saja (data only). Jika ini EVDO ini ada, barulah bisa disebut sebagai teknologi 3G/CDMA. Evolusi selanjutnya adalah CDMA EVDV yang memungkinkan layanan data dan suara (Data & Voice) dalam satu platform.



Evolusi GSM

Sementara itu 3 operator selular besar di Indonesia sudah terkadung mengucurkan dana investasinya menggunakan teknologi GSM/GPRS. Sehingga mau tidak mau, untuk menuju ke era 3G mestilah di carikan solusi evolusi yang optimal untuk peralihan dari teknologi 2G/2.5G ke 3G. Pabrikan pembuat dan penyedia perangkat GSM menyebutnya teknologi 3G/UMTS atau disingkat saja dengan UMTS sebagai jawabannya. Sebenarnya sebelum merampungkan teknologi UMTS, para pabrikan perangkat seluler memiliki teknologi yang disebut EDGE. Pada dasarnya EDGE adalah GSM juga, tetapi dengan metodologi modulasi yang berbeda dapat memungkinkannya untuk mencapai kecepatan bit rate sampai 474 kbps. Namun memang operator GSM yang ada lebih menunggu kesiapan UMTS daripada menghabiskan dana menggelar layanan EDGE.


Sebenarnya kalau disebut evulosi dari GSM ke UMTS juga tidak sepenuhnya tepat. GSM/GPRS dan UMTS adalah dua teknologi dengan platform yang berbeda. GSM menggunakan TDMA sedangkan UMTS menggunakan W-CDMA. Keduanya akan selalu ada sampai beberapa tahun ke depan, sampai pada suatu masa dimana semua pengguna GSM/GPRS beralih menggunakan UMTS.


Perlahan-lahan jangkauan sel (coverage) UMTS akan dibuat paling tidak sama dengan GSM. Lalu kemudian pada saatnya ketika semua orang sudah memikiki handset 3G, maka secara hukum alam era GSM/GPRS akan berakhir. Namun ini semua tergantung dari operator selular, sejauh mana investasi mereka di GSM/GPRS sudah ditanamkan dan sejauh mana pelanggan beralih sepenuhnya ke 3G. Bahasa keren-nya mereka harus mempertimbangkan ROI (return of investment) secara tepat. Hal ini bisa berlangsung lama sehingga kedua jaringan GSM/GPRS dan UMTS akan selalu ada dalam waktu yang cukup lama. Masih banyak juga kan orang yang masih memakai handset selular model dahulu kala, yang penting bisa untuk menelepon dan kirim SMS.


Seakan persaingan yang tiada akhir, evolusi UMTS selanjutnya sudah dirancang untuk dapat memberikan layanan data kecepatan yang lebih tinggi lagi dibanding dengan CDMA EVDV (lihat grafik). Beberapa penyedia perangkat mengatakan evolusinya adalah hanya dengan mengupgrade SW-nya saja sudah dapat mendukung HSDPA. Kecepatannya mungkin masih belum terbayangkan saat ini bagaimana 14.4 Mbps itu. Nantinya untuk layanan 3G, penyedia jasa selular bakal menawarkan aplikasi interaktif seperti video call, video on demand, digital radio channel dan lain-lain. Disamping kegemaran lain untuk browsing, chating, nge-game on line, downloading lewat kotak kecil dalam genggaman yang bernama handphone.


Tetapi memang semua tergantung pada pasar dan masyarakat penggunanya. Pelanggan telepon selular pada dasarnya juga tidak terlalu perduli apakah jaringan selular yang digunakan CDMA atau UMTS. Asal tarif layanan 3G bisa bersaing dan yang penting masih terjangkau oleh kawula muda, kawula profesional dan kawula lainnya, barangkali semua itu akan cepat terwujud. Kalau tidak, mungkin ceritanya bakal sama dengan layanan GPRS yang agak kurang peminat. Tarif telepon mahal sih.

 

 

Google

 

HOME :: BIMBINGAN TUGAS AKHIR :: ARTIKEL TEKNOLOGI :: BUTTON :: BUTTON :: BUTTON

Copyright © 2008 Sinau Online.